Kamis, 14 Juli 2011

smpn 5 Meliau (Meranggau)

final di mayam

SMAN 1 Meliau

tugu meliau hulu

Tribun Meliau


peta kecamatan Meliau

kantor camat

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Meliau di Kota/Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) :

- Kelurahan/Desa Bakti Jaya (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Balai Tinggi (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Baru Lombak (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Cupang (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Enggadai (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Harapan Makmur (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Kuala Buayan (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Kuala Rosan (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Kunyil (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Lalang (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Meliau Hilir (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Meliau Hulu (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Melobok (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Meranggau (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Mukti Jaya (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Pampang Dua (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Sei/Sungai Kembayau (Kodepos : 78571)
- Kelurahan/Desa Sei/Sungai Mayan (Kodepos : 78571)

GAMBARAN UMUM LOKASI MELIAU TAYAN (Rencana Penempatan Tahun 2011)

Letak Administrasi
Nama Lokasi   : Meliau Tayan (TSM)
Kecamatan     : Meliau
Kabupaten       : Sanggau
Provinsi           : Kalimantan Barat

Perbatasan Wilayah
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Tayan Hilir
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Ketapang
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kapuas
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Toba

Daya Tampung Lokasi
Luas Areal 400 Ha, rencana penempatan tahun 2011 sebanyak 264 KK.

Letak Geografis
Secara Geografis terletak pada koordinat :
0° 11’ 45“ - 0° 15’ 20“ Lintang Selatan
110° 19‘ 00“ - 110° 21’ 10“ Bujur Timur

Topografi
Bergelombang dengan kemiringan antara 15° s/d 25°

Jenis Tanah
• Potsolik merah kuning

Curah Hujan
Bulan basah : Agustus s/d Maret
Bulan Kering : April s/d Juli
Suhu rata-rata : 28°C

Sumber Air
Ketersediaan air bersih yang digunakan penduduk selama ini adalah air sungai, air sumur dan air Hujan, sedangkan untuk keperluan pertanian berasal dari air sungai dan air hujan.

Aksesbilitas / dari Lokasi
a.  Dari Ibu Kota Provinsi ke Ibukota Kabupaten dengan jarak 265 km melalui jalan darat, ditempuh selama 6 jam dengan kendaraan roda 4.
b.  Dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan dengan jarak 67 km melalui jalan darat, ditempuh selama 1 jam dengan kendaraan roda 4/roda 2
c.  Dari Ibukota Kecamatan ke Lokasi dengan jarak 41 km melalui jalan darat/sungai waktu tempuh 2 jam dengan kendaraan roda 4.

Pertanian

Jenis tanaman dengan kesesuaian lahan :

a. Tanaman Pangan : Padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur-sayuran
b. Tanaman Perkebunan : Kelapa Sawit
c. Komoditas Unggulan : Kelapa Sawit

SOSIAL BUDAYA

Pendidikan

Fasilitas gedung Sekolah yang terdapat di sekitar lokasi hanya Sekolah Dasar, sedangkan untuk tingkat SLTP dan SLTA tersedia di Ibukota Kecamatan atau Kabupaten.

a. TK : 2 unit di Meliau
b. Sekolah Dasar Negeri/Swasta : 22 Unit
c. SLTP : 7 unit di Ibukota Kecamatan
d. SLTA : 3 unit di Ibukota Kecamatan
e. Madrasah : 1 unit

Kesehatan

Fasilitas Kesehatan yang terdapat di lokasi :

1. Puskesmas 1 unit di Kecamatan
2. Puskesmas Pembantu 4 unit

Sarana Ibadah

- Masjid : 6 Unit
- Mushola : 8 Unit
- Gereja : 2 Unit

Agama

Mayoritas penduduk di Desa sekitar lokasi adalah beragama Islam, namun ada juga penganut agama lain yaitu Kristen dan Hindu.

Mata Pencaharian

Secara keseluruhan masyarakat di sekitar desa ini adalah petani / perkebunan tetapi ada juga yang berusaha di sektor lain, diantaranya Pedagang dan penjual jasa lainnya.

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di sekitar lokasi/Desa adalah 851 KK = 3720 jiwa.

Sarana Olah Raga
- Lapangan Sepak Bola : 14 unit
- Lapangan Bola Voli : 14 unit
- Lapangan Bulu tangkis : 4 unit
- Tenis Meja : 25 unit

Jenis Kesenian
Tarian Dayak, Melayu, Jawa, NTT

Sarana dan Fasilitas Umum lainnya
• Balai desa / adat : 1 unit
• Kantor desa : 1 unit
* Koperasi : 1 unit
* Kantor Pos : 1 unit
* Pos Polisi : 1 unit
* Pasar : 1 unit

Wabup Resmikan SMPN 7 Meliau

SANGGAU - Wakil Bupati Sanggau, Paolus Hadi SIP MSi mengungkapkan, Pemkab Sanggau, secara bertahap dan sekuat tenaga untuk membangun pendidikan, sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Hal itu, sesuai dengan visi Kabupaten Sanggau yakni bangkit dan terdepan. Visi itu, tentunya harus didukung dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Pembangunan bidang pendidikan, merupakan salah satu prioritas utama. Khususnya dalam membangun Kabupaten Sanggau. Guna untuk mewujudkan SPM serta SDM warga di Kabupaten Sanggau,” ungkap Hadi, ketika meresmikan SMP Negeri 7, Desa Kunyil, Kecamatan Meliau, Sanggau, akhir pekan lalu.
Selain itu, lanjut Hadi, Pemkab Sanggau telah mencanangkan konsep pembangunan pedesaan. Melalui program Desa Fokus, yang mana pusat pembangunan di Bumi Dara Nante ke depan, akan terletak pada kawasan pedesaan. Langkah ini, merupakan upaya pula untuk peningkatan kualitas SDM. “Salah satu program kegiatan Desa Fokus, yakni dengan dibangunnya unit sekolah baru (USB) untuk SMPN 7 di Desa Kunyil tersebut,” tuturnya.
Hadi juga menyempatkan diri menutup pertandingan sepak bola di Desa Kunyil tersebut.
Tampak mendampingi orang nomor dua di Bumi Dara Nante itu, Dandim 1205 Sanggau Letkol CZI Ade Heri Kurniawan, Asisten I Drs Irenius Nius, Kepala Dinas Hubkominfo AL Leysandri SH, Kepala BLHPK Drs Yohanes Ontot, Kepala BP2KB dan PA Drs G Theno MSi.
Kepala Desa Kunyil, Robin Dulang mengungkapkan, masyarakat di wilayah tersebut sangat bangga dan senang, karena telah berdirinya SMPN 7 tersebut. Di mana telah lama menjadi impian masyarakat Desa Kunyil, Kecamatan Meliau. “Adanya bangunan ini, orang tua jelas sangat mudah dalam menyekolahkan anak mereka,” ungkapnya.
Kepala Dikpora Kabupaten Sanggau, Drs Yohanes Kiteng mengatakan, berdirinya sekolah tersebut, merupakan salah satu program dari pemerintah dalam melaksanakan perencanaan pembangunan di bidang pendidikan. “Tak hanya sampai pembangunan gedung sekolah saja. Tapi, hendaknya para orang yang, dapat menyekolahkan anak mereka pada SMPN 7 ini,” pungkasnya. (SrY/Dnl-hms)

Sejarah Kerjaan Meliau

Raja pertama kerajaan Meliau adalah Pangeran Mancar, putra ketiga Brawijaya dari kerajaan Majapahit. Bersama dengan saudara-saudaranya, Pangeran Mancar meninggalkan kerajaan Tanjungpura yang sering terlibat peperangan menuju daerah pedalaman Kalimantan.
Di daerah Meliau, keturunan Jawa ini kemudian melindungi wilayahnya dengan jimat berupa gumpalan tanah dari tungku dapur menanak nasi raja Tanjungpura agar aman dari serangan suku Dayak. (kenapa suku dayak bsa menyerang kerajaan tsb? saya rasa disini perlu di garis bawahi, bukankah sebaliknya mereka yang mengaMbil alih tanah orang dayak dan melakukan hal2 yg membuat orang dayak MENYINGKIR HINGGA KE PEDALAMAN2!!!!. Tanah tersebut diambil oleh Rangga Macan yang menghadap raja Tanjungpura memohon perlindungan. Hingga kini tanah tersebut tersimpan di daerah Meranggau.
Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[2]
Pada 1866, Pangeran Adipati Mangku Negara, panembahan kerajaan Meliau mengundurkan diri. Atas bantuan Belanda, putra mahkota yang pergi merantau tanpa diketahui keberadaannya, diketemukan di Minahasa, Sulawesi Utara. Ia telah memeluk agama Kristen dan menjadi pedagang. Atas bujukan Belanda, putra mahkota kembali ke Meliau pada 1869 dan dinobatkan sebagai raja dengan gelar Ratu Anum Paku Negara. Ratu Anum Paku Negara kemudian kembali ke agama Islam serta mendirikan keraton dan pendopo dari kayu dengan arsitektur yang indah di zamannya.
Ratu Anum Paku Negara wafat pada 1885. Putra tunggalnya, Abdul Salam pada waktu itu menjabat sebagai jaksa di Betawi. Abdul Salam kemudian diangkat menggantikan ayahnya dengan gelar Pangeran Ratu Muda Paku Negara. Pada 2 Agustus 1889, karena kurang puas dengan penghasilannya Pangeran Ratu Muda Paku Negara meninggalkan tahta kerajaan dan kembali ke Betawi. Tahun 1897, ia wafat tanpa meninggalkan keturunan.
Dengan beslit nomor 23 tanggal 15 Januari 1890, Gusti Mohamad Ali dari kerajaan Tayan kemudian menggabungkan kerajaan Meliau ke kerajaannya yang berlaku efektif pada 26 Februari 1890. Pada masa pemerintahan panembahan kerajaan Tayan berikutnya, Panembahan Anum Paku Negara, kerajaan Meliau dijadikan Gouvernement Gebied di bawah kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda.

Nama Pangsuma Asing di Masyarakat Sanggau

Nama Pangsuma merupakan nama besar di Kabupaten Sanggau, menjadi sebuah goresan sejarah karena Pangsuma merupakan tokoh pahlawan. Meski demikian, nama ini ternyata terdengar asing di telinga masyarakat Kabupaten Sanggau, padahal Pangsuma cukup tenar dan terkenal di Kota Pontianak.
Di Kota Pontianak sendiri, nama Pangsuma menjadi populer karena menjadi icon dan terpampang besar sebagai nama tempat atau gedung olah raga atau sering disebut GOR Pangsuma.
Siapa Pangsuma ini, dan dari mana ia berasal, masih banyak orang yang belum mengetahuinya. Ironis sekali nama pahlawan yang telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan di Meliau Kabupaten Sanggau, namanya kalah tenar dengan para pahlawan dari daerah lain.
Hingga kini, tokoh pahlawan yang bernama Pangsuma, belum ada satu pun yang mengetahui di mana dan kapan ia lahir. Namun menurut penuturan cucu pengawal Pangsuma, Sera, atau lebih dikenal dengan Pang Ronda, menuturkan bahwa  Pangsuma berasal dari dusun di Kecamatan Meliau bernama Nek Bindang. Pangsuma merupakan nama panggilan, dalam Bahasa Meliau merupakan penggabungan dua suku kata yakni Pang berarti bapak dan Suma adalah nama anaknya.
Pangsuma berjuang membebaskan Meliau dari penjajah Jepang, walaupun mati di tangan teman seperguruannya yang berkhianat karena bergabung bersama Jepang. Pang Ronda mengungkapkan cerita ini dari orang tua dan kakeknya, bahwa perjuangan Pangsuma memang benar-benar gigih.
"Pangsuma saat menginjak dewasa, sama dengan masyarakat lainnya berada di bawah kekuasaan Jepang yang mengharuskan para kaum laki-laki harus bekerja untuk Jepang (budak) membawa batang kayu berukuran besar dan pada saat itu banyak rakyat yang sering dipukul serta perlakuan lainnya yang tidak manusiawi bila tidak bekerja secara maksimal," ungkap Pangronda.
Latar belakang itulah, Pangsuma melawan ketidakadilan muncul dari hati dan mendapat dukungan dari rakyat. "Kita bekerja mati-matian untuk Jepang dan kita nanti mati juga untuk Jepang, dari pada kita mati untuk mereka kenapa kita tidak membunuh Jepang," tutur Pang Ronda menirukan cerita kakeknya.
Rasa ingin membebaskan dari belenggu penjajah saat itu hanya dengan berbekal keberanian dan sebilah Sabur (sejenis mandau/parang panjang), Pangsuma berhasil membunuh pimpinan Jepang di tiga lokasi yakni Sekucing Balai Bekuak perbatasan Kabupaten Ketapang dan Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau, kedua di Desa Kunyil Kecamatan Meliau dan ketiga di pusat Kota Meliau sendiri yang merupakan basisnya Jepang.
Konon menurut cerita, seseorang dapat dikatakan jago atau pahlawan bila dapat membunuh musuh paling banyak serta membawa pulang kepalanya sebagai bukti. "Karena di rasa Pangsuma merupakan satu sosok yang dapat membahayakan bagi Jepang, maka Jepang membayar teman seperguruan Pangsuma (pengkhianat) untuk membunuh Pangsuma, yakni ditembak dengan buntat kuali," ungkap Pang Ronda.
Pangsuma ditembak bersama adiknya, sang adik selamat namun Pangsuma meninggal dunia di bawah jembatan, yang saat ini berlokasi disebelah dermaga Meliau dan tidak jauh dari tempat itulah Pangsuma dimakamkan. Kini berdiri sebuah tugu yang diberi nama Tugu Pangsuma.

Menyusuri Lekuk Kapuas Menemukan Pengantin Yang Hilang di Meliau Kalimantan Barat